Lapas Kelas IIA Garut Torehkan Prestasi Gemilang 2025: Transformasi Produktif, Humanis, dan Bersih Narkoba
DelimaNews - Garut – 11 November 2025.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut menutup tahun 2025 dengan sederet capaian membanggakan di berbagai bidang. Di bawah kepemimpinan Kalapas Rusdedy, Lapas Garut berhasil mengukir kinerja luar biasa melalui tata kelola anggaran yang efisien, pembinaan warga binaan yang produktif, serta penguatan sistem keamanan dan layanan publik berbasis zero tolerance terhadap narkoba.
*Optimalisasi Anggaran dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik*
Sepanjang tahun 2025, Lapas Garut berhasil mengoptimalkan realisasi anggaran sebesar Rp 11,98 miliar dari pagu awal Rp 14,53 miliar dengan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) mencapai 99,55%.
Capaian ini menjadi bukti implementasi nyata dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan yang mendorong efektivitas layanan publik dan pemberantasan praktik ilegal dalam tata kelola lembaga.
*Pembebasan dan Program Integrasi Warga Binaan*
Dalam mendukung percepatan reintegrasi sosial, Lapas Garut telah memberikan:
• Remisi Umum kepada 659 orang,
• Remisi Keagamaan kepada 667 orang,
• Remisi Dasawarsa kepada 554 orang,
• Pembebasan Bersyarat (PB) kepada 230 orang, serta
• Cuti Bersyarat (CB) kepada 25 orang.
Selain itu, sebanyak 138 warga binaan juga dipindahkan ke Lapas maksimum security untuk mendapatkan pembinaan lanjutan, sehingga hunian menjadi lebih layak dan kondusif.
*Lapas Garut Produktif: 8.500 Produk Ekspor ke Eropa*
Transformasi ekonomi kerakyatan di Lapas Garut terus berlanjut melalui pemberdayaan warga binaan di sektor UMKM Coir Shade (produk serabut kelapa).
Sebanyak 200 warga binaan terlibat aktif dan berhasil melakukan 10 kali ekspor ke pasar Eropa dengan total 8.500 pcs produk sepanjang tahun 2025.
Tak hanya itu, pembinaan juga berkembang pada unit usaha:
• Produksi roti (10 WBP),
• Roastery kopi (15 WBP, 2.600 pcs produk),
• Konveksi (12 WBP, 4.400 pcs produk),
• Batik tulis (15 WBP, 50 pcs),
• Kantin dan pangkas rambut, serta
• Café Integrasi sebagai etalase karya warga binaan.
Di bidang ketahanan pangan, warga binaan juga mengembangkan budidaya ikan lele, nila, padi, jagung, vertical garden, peternakan ayam pedaging (14.000 ekor), dan domba (341 ekor).
Program ini diperkuat dengan penanaman 2.500 bibit pohon kelapa serta produksi pupuk organik yang ramah lingkungan.
*Pelayanan dan Pengawasan Modern Berbasis Teknologi*
Dalam aspek pengawasan dan pelayanan, Lapas Garut telah menerapkan sistem OSINT dan CCTV 24 jam sebagai deteksi dini potensi gangguan keamanan.
Sebanyak 255 warga binaan telah ditindak atas pelanggaran tata tertib, dan 5 kasus pengaduan masyarakat telah ditangani secara transparan.
Pelayanan publik juga meningkat melalui:
• 10.378 layanan kesehatan,
• 655.215 porsi makanan sehat H₂O (Halal, Higienis, Zero Waste),
• Wartelsus (12 unit alat komunikasi), serta
• Poliklinik Pratama dan dapur sehat berbasis pemberdayaan 22 WBP.
*Komitmen Lapas Bersinar: Bersih dari Narkoba*
Dalam upaya memberantas peredaran narkoba, Lapas Garut menggelar 67 kali razia rutin dan insidentil, 3 kali razia gabungan, serta 8 kali tes urin bagi 165 WBP dan 4 kali bagi 60 pegawai.
Sebanyak 237 handphone, 168 powerbank, 176 headset, dan 336 kabel data dimusnahkan sebagai barang bukti hasil razia.
Lapas Garut kini resmi berstatus sebagai Lapas Bersinar (Bersih dari Narkoba).
*Pembinaan Kepribadian dan Keagamaan*
Di bidang pembinaan kepribadian, Lapas Garut mengelola Pesantren Taubatul Muzdhibin dengan 180 santri warga binaan serta rehabilitasi sosial bagi 163 orang.
Selain itu, kegiatan olahraga, perpustakaan dengan 876 buku, dan berbagai kegiatan seni budaya terus berjalan untuk membangun karakter dan mental warga binaan.
*Transparansi dan Akuntabilitas Publik*
Selama tahun 2025, tercatat 249 pemberitaan resmi di media internal maupun eksternal sebagai bentuk transparansi publik.
Setiap kegiatan dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas dan partisipasi, menunjukkan komitmen kuat Lapas Garut dalam menjalankan fungsi pemasyarakatan yang humanis dan berintegritas.
Kalapas Garut, Rusdedy, menyampaikan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh jajaran petugas serta kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, UMKM lokal, hingga mitra ekspor luar negeri.
“Kami ingin membangun harapan dari balik tembok. Lapas bukan lagi tempat pembalasan, tapi pusat transformasi sosial dan ekonomi. Warga binaan harus pulang dengan kemampuan, bukan kenangan buruk,” tegasnya.
*Tentang Lapas Kelas IIA Garut*
Lapas Kelas IIA Garut merupakan salah satu unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas RI) yang mengimplementasikan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Fokus utama lembaga ini adalah menciptakan lapas produktif, berdaya saing global, dan menjadi model tata kelola pemasyarakatan modern di Indonesia. H. Deden S
Posting Komentar